Site icon Butterkicap

Indonesia dan Malaysia, Seleraku

Kredit: narcity.com

Kredit: Reuters

Apa kabar semuanya? Seperti yang kalian lihat, artikel kali ini sedikit berbeda dari yang lainnya. Hari ini, aku bersyukur karena telah diberikan kesempatan oleh Butterkicap untuk berbagi dengan kalian dalam bahasa tanah airku Indonesia. Bagi kalian yang belum tahu, tidak terasa tiga tahun sudah berlalu sejak aku meninggalkan Indonesia dan menetapkan kakiku di negeri Jiran ini untuk melanjutkan program studiku.

Tiga tahun ini penuh dengan suka dan duka, tawa dan haru, pertemuan dan perpisahan. Tentu saja, bagi kalian yang mengenal aku secara pribadi pasti tahu satu hal yang selalu mencerahi hari hariku disini, yaitu makanan! Apalagi di hari hari dimana aku sangat merindukan keluarga dan teman temanku di tanah air, makanan selalu menjadi obat yang mujarab untuk hatiku yang kalut.

 

Berbeda Dari Nama

Untungnya, makanan Malaysia dan Indonesia bagaikan pinang dibelah dua – sangatlah mirip namun juga berbeda dengan ciri khas sendiri yang unik. Satu suap dan aku berasa berada pulang ke rumah yang kukasihi di kota Bandung. Karena letak kedua negara ini yang sangatlah berdekatan, banyak kesalahpahaman yang terjadi diantaranya. Ketika semua orang banyak yang memperdebatkan dimana asal usul makanan itu, bukankah lebih baik bila kita saling menghargai budaya satu sama lain?

Dengan letak negara kita yang dekat ini, memang tidak aneh bukan kalau kita berbagi beberapa kemiripan? Tapi serupa dan berbeda bukanlah hal yang buruk, melainkan sesuatu yang indah yang dapat menyatukan dan saling melengkapi. Apalagi kalau kita berbicara tentang makanan! Saya percaya bahwa makanan dapat menyatukan orang dari berbagai ras, suku dan bangsa di satu meja, berbagi rasa dan canda bersama. Itu bagiku, adalah keindahan dari makanan.

 

Terpisah Jarak, Terhubung dengan Selera

Ngomong ngomong soal kemiripan, siapa sih yang tidak tahu nasi uduk? Nasi yang memiliki rasa gurih dari santan kelapa ini sangat menggugah selera, apalagi kalau disajikan dengan ayam goreng, telur dadar, tempe orek dan tahu goreng. Jujur saja, nasi uduk paling enak yang pernah aku makan adalah buatan rumahku sendiri.  Sedikit cerita saja, sebelum aku sampai ke Malaysia, aku melakukan penelitian untuk mencari restoran dan makanan terbaik disini!

Kredit: quoracdn.net

Dengan begitu, makanan pertama yang aku makan begitu aku sampai di Malaysia adalah nasi lemak. Sungguh terkejutnya aku begitu tahu bahwa Nasi Lemak bagaikan saudara kembar nasi uduk yg terpisah! Sama gurihnya, sama lezatnya, hanya berbeda dimana tidak ditemukan telor, tahu ataupun tempe goreng tetapi adanya telur rebus dan ikan teri kacang. Mirip bukan?

Kalau masalah sambal, bisa bilang memang lumayan berbeda. Sambal khas Malaysia cenderung lebih manis sedangkan Indonesia lebih pedas. Kalau perut masih keroncongan, masih banyak lauk pauk lainnya yang bisa dipilih untuk menemani hidangan ini – pilihannya tidak terbatas! Hidup lima sehat empat sempurna!

 

Amalan Makan Lewat Malam Juga Sama!

Sebagai orang Indonesia, ada satu makananan yang selalu kita tidak dapat menolak – walaupun sudah pukul 10 malam dan celana sudah mulai sesak.  Aku tidak akan pernah bisa menolak seloyang martabak manis dengan olesan margarin yang gurih dan lautan keju parut dan susu kental manis.

Kredit: imgur.com

Begitu kenyal dan lembut di mulut, martabak manis memang tidak ada tandingannya… sampai aku bertemu dengan apam balik! Ternyata oh ternyata, saudara martabak manis ini sangatlah mirip, dengan hanya beberapa hal yang berbeda. Apam balik cenderung lebih tipis dan tidak se-ringan ataupun berpori pori seperti martabak manis. Lain halnya dengan martabak manis yang kaya akan margarin, apam balik cenderung lebih kering dan tidak berminyak.

Jika kalian mengunjungi Malaysia dan menemukan tulisan murtabak, tunggu dulu! Di Malaysia, murtabak itu serupa dengan martabak telur khas Indonesia. Makanan lezat ini terbuat dari adonan tipis roti khas Malaysia yang diisi dengan daging dan telur sebelum di sajikan dengan saus kari. Hal yang perlu anda ingat adalah bahwa martabak manis adalah apam balik, sedangan martabak telur adalah murtabak!

 

Pastel itu Karipap

Jika Indonesia punya pastel, Malaysia punya karipap pusing! Tapi tenang saja, mereka tidak bikin pusing sama sekali, kecuali pusing karena berat badan yang naik akibat terlalu banyak memakan karipap saking enaknya. Jika pastel Indonesia berisi sayuran seperti wortel, telur, kentang dan soun, karipap Malaysia sedikit berbeda. Karipap pusing berisi daging dan kentang yang kaya akan rasa kari.

Kredit: qraved.co

Selain itu, teksturnya pun bisa terlihat berbeda. Jika pastel Indonesia mempunyai bulat yang menyebar secara acak di kulitnya, karipap pusing memiliki tekstur berbentuk pusaran yang berlapis lapis. Dilihat sekilas dari jauh, mereka sangatlah mirip. Akan tetapi, dengan satu gigitan saja, kalian pasti bisa merasakan perbedaannya. Menurut saya, karipap Malaysia bagaikan penyanyi rock star, sedangkan pastel Indonesia seperti diva balada.

 

Bersatu Bukan Dengan Makanan Sahaja

Tentu saja, masi banyak makanan lainnya yang memiliki kemiripan tetapi apapun itu, cintaku terhadap makanan Malaysia dan Indonesia itu sangatlah besar: tiada hari tanpa makanan enak di hidup seorang Regina. Makanan Malaysia dan Indonesia akan selalu menjadi makanan yang mempunyai rasa “rumah” untukku.

Kesederhanaan dari kedua negara itulah yang membuat makanan terasa lebih lezat dan hangat. Terima kasih Malaysia atas kesempatan yang diberikan udah memanggilmu rumah selama tiga tahun ini.

Lebih dari itu semua, terima kasih Butterkicap yang telah menerima dan membimbing aku selama lima bulan ini. Aku sungguh bersyukur telah berada di Malaysia dan bertemu dengan kalian semua. Once a Butterkicap member, will always be one!

 

Salam sayang selalu,

Regina Wiriadinata

print